Sabtu, 15 September 2018

Manajemen Proyek



Kegagalan banyak megaproyek perangkat lunak pada tahun 1960-an dan awal 1970-an merupakan petunjuk awal mengenai kesulitan manajemen perangkat lunak. Perangkat lunak diserahkan terlambat, tidak dapat diandalkan memakan biaya beberapa kali lipat dari yang semuladiperkirakan dan seringkali menunjukkan karakteristik kinerja yang buruk (Brooks,1975). Proyek-proyek ini gagal bukan karena manajer atau programer tidak kompeten. Sebaliknya proyek yang besar dan menantang ini menarik orang-orang dengan kemampuan rata-rata. Kegagalan yang terjadi ditimblkan oleh pendekatan manajemen yang digunakan. Teknik manajemen dari disiplin ilmu lain yang diterapkan ternyata tidak efektif untuk pengembangan perangkat lunak. Oleh karena itu, kebutuhan akan manajemen merupakan perbedaan penting antara pengembang perangkat lunak profesional dan amatir.
Manajer perangkat lunak melakukan pekerjaan yang sama dengan manajer proyek perangkat lain. Namun demikian, rekayasa perangkat lunak berbeda dengan jenis rekayasa lain karena beberapa hal, manajemen perangkat lunak sangat sulit. Perbedaan tersebut anatara lain produk perangkat lunak yang tidak berwujud, tidak adanya pemahaman yang jelas mengenai hubungan antara proses perangkat lunak dengan jenis produk, proyek perangkat lunak yang besar biasanya berbeda dari proyek-proyek sebelumnya. Akibat dari adanya masalah-masalah ini, akan menimbulkan dampak berupa proyek perangkat lunak yang terlambat, melebihi anggaran, dan melewati jadwal.
A.    Kegiatan-kegiatan Manajemen
1.     Penulisan proposal yang mendeskripsikan tujuan proyek dan dan bagaimana pelaksanaannya. Proposal biasanya juga mencakup perkiraan biaya dan jadwal.
2.      Perencanaan dan penjadwalan proyek yang berkenaan dengan identifikasi kegiatan, patokan dan apa yang harus dihasilkan oleh proyek.
3.      Pemantauan proyek, dimana manajer harus mengetahui kemajuan proyek dan membandingkankemajuan dan biaya yang sebenarnya dikeluarkan dengan biaya yang direncanakan.
B.     Perencanaan Proyek
Jenis-jenis rencana proyek
1.     Rencana kualitas. Mendeskripsikan prosedur kualitas danstandar yang akan digunakan pada sebuah proyek.
2.      Rencana validasi. Mendeskripsikan pendekatan, sumberdaya, dan jadwal yang digunakan untuk validasi sistem.
3.      Rencana manajemen konfigurasi. Mendeskripsikan prosedur dan struktur manajemen kofigurasi yang akan digunakan.
4.      Rencana pemeliharaaan. Meramalkan persyaratan sistem, biaya pemeliharaan dan usaha yang dibutuhkan.
5.      Rencana pengembangan staf. Mendeskripsikan bagaimana keterampilan dan pengalaman anggota tim proyek akan dikembangkan.

Perincian rencana proyek bervariasi, tergantung pada jenis proyek dan organisasi. Namun demikian, sebagian besar, rencana harus mencakup bagian-bagian berikut ini:
1.     Pendahuluan. Bagian ini dengan singkat mendeskripsikan tujuan proyek dan menentukan batasan-batasan (misalnya, anggaran, waktu) yang mempengaruhi manajemen proyek.
2.     Organisasi proyek. Bagian ini mendeksripsikan bagaimana tim pengembangan diorganisir, siapa saja yang terlibat dan perannya dalam tim.
3.      Analisis resiko. Bagian in mendeskripsikan risiko proyek yang mungkin timbul, kemungkinan munculnya risiko-risiko tersebut dan strategi pengurangan risiko yang diusulkan.
4.      Persyaratan sumber daya perangkat keras dan perangkat lunak. Bagian ini mendekripsikan perangkat keras dan perangkat lunak pendukung yang dibutuhkan untuk melakukan pengembangan. Jika perangkat keras harus dibeli, maka perkiraan hargadan jadwal pengantaran harus dimasukkan.
5.      Pembagian kerja. Bagian ini mendeskripsikan pembagian proyek menjadi kegiatan-kegiatan, dan identifikasi patokan dan hasil yang diharapkan dari setiap kegiatan.
6.      Jadwal proyek. Bagian ini mendeskripsikan ketergantugan antara kegiatan, perkiraan waktu yang diperlukan untuk mencapai setiap patokan (milestone) dan alokasi SDM bagi kegiatan-kegiatan tersebut.
7.      Monitor dan mekanisme pelaporan. Bagian ini mendeskripsikan laporan manajemen yang dihasilkan, kapan laporan itu harus diberikan, dan mekanisme pemantauan proyekyang digunakan.
Patokan (milestone) dan hasil yang dapat diserahkan (deliverable)

C.    Penjadwalan proyek
Penjadwalan proyek merupakan pekerjaan yang sangat menantang bagi manajer perangkat lunak. Manajer memperkirakan waktu dan sumber daya yang diperlukan untuk menyelesaikan kegiatan dan mengaturnya dalam urutan yang logis. Kecuali proyek yang dijadwalkan sama dengan proyek yang sebelumnya, perkiraan sebelumny merupakan dasar yang tidak pasti untuk penjadwalan proyek yang baru. Perkiraan jadwal selanjutnya bertambah rumit dengan adanya faktabahwa proyek yang berbeda mungkin menggunakan metode perancangan dan bahasa implementasi yang berbeda pula.

1.      Manfaat Penjadwalan Proyek
Secara umum penjadwalan mempunyai manfaat – manfaat seperti berikut.
·         Memberikan pedoman terhadap unit pekerjaan / kegiatan mengenai batas – batas waktu untuk mulai dan akhir dari masing – masing tugas.
·          Memberikan sarana bagi manajemen untuk koordinasi secara sistematis dan relistis dalam penentuan alokasi prioritas terhadap sumber daya dan waktu.
·          Memberikan saran untuk menilai kemajuan pekerjaan.
·         Menghindari pemakaian sumber daya yang berlebihan, dengan harapan proyek dapat selesai sebelum waktu yang di tetapkan.
·          Memberikan kepastian waktu pelaksanaan pekerjaan.
·          Merupakan sarana penting dalam pengendaliaan proyek.
2.      Kompleksitas Penjadwalan Proyek
Kompleksitas penjadwalan proyek sangat dipengaruhi oleh faktor – faktor berikut Sasaran dan tujuan proyek.
·         Keterkaitan dengan proyek lain agar terintegrasi dengan master schedule.
·          Dana yang di perlukan dan dana yang tersedia.
·         Waktu yang di perlukan, waktu yang tersedia, serta perkiraan waktu yang hilang dan hari – hari libur.
·          Susunan dan jumlah kegiatan proyek serta keterkaitan di antaranya.
·          Kerja lembur dan pembagian shift kerja untuk mempercepat proyek.
·          Sumber daya yang di perlukan dan sumber daya yang tersedia.
·           Keahlian tenaga kerja dan kecepatan mengerjakan tugasnya masing-masing.
·         Makin besar skala proyek, semakin kompleks pengelolaan penjadwalan karena dana yang di kelolah sangat besar, kebutuhan dan penyediaan sumber daya juga besar, kegiatan yang di lakukan sangat beragam serta durasi proyek menjadi sangat panjang.
Oleh karena itu, agar penjadwalan dapat diimplementasikan, digunakan cara – cara atau metode teknis yang sudah digunakan seperti metode penjadwalan proyek. Kemampuan scheduler yang memadai dan bantuan software komputer untuk penjadwalan dapat membantu memberikan hasil yang optimal.
3.      GanttChart
Ganttchart adalah suatu alat yang berguna untuk proyek-proyek dengan anggota tim dengan jumlah yang sedikit. Gantt chart secara luas dikenal sebagai alat fundamental dan mudah diterapkan oleh para manajer proyek untuk memungkinkan seseorang melihat dengan mudah waktu dimulai dan selesainya tugas-tugas dan sub- sub tugas dari proyek.
Semakin banyak tugas-tugas dalam proyek dan semkin penting urutan antara tugas-tugas maka semakin besar kecenderungan dan keinginan untuk memodifikasi gantt chart. Gantt chart membantu menjawab pertanyaan-pertanyaan “what if” saat melihat kesempatan-kesempatan untuk membuat perubahan terlebih dahulu terhadap kebutuhan.
Keuntungan menggunakan Gantt chart :
·         Sederhana, mudah dibuat dan dipahami, sehingga sangat bermanfaat sebagai alat komunikasi dalam penyelenggaraan proyek.
·          Dapat menggambarkan jadwal suatu kegiatan dan kenyataan kemajuan sesungguhnya pada saat pelaporan
Kelemahan Gantt Chart :
·         Tidak menunjukkan secarahubungan antara satu kegiatan dengan kegiatan yang lain secara spesifik.
·         Sulit mengadakan penyesuaian atau perbaikan bila diperlukan, karena harus membuat diagram baru.
4.      PERT/CPM
PERT dapat mengidentifikasi sebuah tugas atau sekumpulan tugas yang menggambarkan suatu aliran penting yang ditetapkan bagi keberhasilan proyek. Bentuk dari bagan ini disebut Precedence Network (jaringan yang diutamakan). Setiap kotak menujukkan sebuah kegiatan. Pada setiap kotak ditulis nama kegiatan dan waktu yang diperlukan. Bagan PERT dan jalur kritis adalah jumlah jalur, atau serangkaian kegiatan yang dapat ditelusuri pada PERT sederhana di atas, dengan mengikuti petunjuk garis panah. Lamanya waktu yang dibutuhkan untuk menelusuri setiap jalur dapat dijumlahkan dengan menambahkan lamanya waktu dari jalur masing-masing kegiatan. Secara fundamental PERT hampir sama dengan Critical Path Method (Metode Jalur Kritis) yang lebih dikenal dengan CPM. Jalur kritis dalam suatu proyek adalah jalur yang memerlukan waktu paling lama untuk menyelesaikan proyek. Jadi, jalur kritis tidak pernah memiliki suatu slack (kekenduran/kelonggaran). Jika terjadi keterlambatan di sepanjang jalur kritis, maka keseluruhan proyek akan terlambat juga.
D.    Manajemen Resiko
Resiko merupakan probabilitas suatu keadaan yang tidak diinginkan akan benar-benar terjadi. Bahkan resiko dapat mengancam proyek perangkat lunak yang dikembangkan. Kategori resiko dapat dikategorikan sebagai berikut:
1.     Resiko proyek. Resiko yang mempengaruhi jadwal atau sumberdya proyek.
2.      Resiko produk. Resiko yang mempengaruhi kualitas atau kinerja perangkat lunak yang dikembangkan.
3.      Resiko bisnis. Resiko yang mempengaruhi organisasi yang sedang mengembangkan atau mengadakan perangkat lunak tersebut.

Proses manajemen resiko mencakup beberapa tahap yaitu :
1.     Identifikasi resiko. Resiko proyek, roduk, dan bisinis yang mungkin terjadi diidentifikasi.
2.     Analisis resiko. Kemungkinan dan konsekuensi resiko-resiko ini dinilai.
3.     Perencanaan resiko. Dibuat rencana untuk menangani resiko apakah dengan menghindari atau meminimasi efeknya pada proyek.
4.     Monitor resiko. Resiko dinilai secara konstan dan rencana untuk meringankan resiko derevisi seiring bertambahnya informasi mengenai resiko tersebut.


Jumat, 31 Agustus 2018

KAITAN ANTARA PROYEK DAN MANAJEMEN PROYEK PERANGKAT LUNAK



Secara umum proyek merupakan  usaha  yang bersifat sementara untuk menciptakan sebuah hasil. Yang membedakan proyek dengan pekerjaan adalah proyek bersifat sementara hingga tujuan proyek tersebut tercapai dan tidak bersifat rutin pengerjaannya, sedangkan pekerjaan bersifat berkelanjutan. Sedangkan proyek perangkat lunak sendiri adalah proyek yang tujuan akhirnya berada dalam lingkup perangkat lunak. Pada umumnya ada empat kendala  yang sering ditemui pada saat pengerjaan suatu proyek perangkat lunak maupun proyek lainnya. Hal ini juga akan menentukan berhasil atau tidaknya suatu proyek, yaitu biaya, waktu, kerja sama tim, dan tujuan .
1.      Biaya (Cost)
Biaya merujuk pada sponsor proyek yang biasanya menyediakan dana untuk proyek yang akan dijalankan. Sponsor juga memiliki hak untuk menentukan proyek apa yang akan dibuat. Dalam hal ini, sponsor bisa diberikan oleh individu atau suatu lembaga/institusi/perusahaan dan atau gabungan dari berbagai pihak yang terkait khususnya dalam bidang perangkat lunak. Untuk mencapai sebuah keberhasilan suatu proyek perangkat lunak, haruslah dengan pengeluaran sesedikit-sedikitnya untuk mencapai keuntungan yang maksimal.

2.      Waktu
Seperti yang kita ketahui proyek memiliki karakteristik yaitu memiliki titik permulaan dan titik. Permulaan proyek dimulai dari administrasi proyek yang puncaknya pada pentangan proyek. Sedangkan akhir proyek adalah bila proyek tersebut telah mencapai tujuan, atau bila sasaran proyek tidak akan atau tidak dapat bertemu sehingga proyek tersebut akan dihentikan. Durasi proyek adalah waktu antara titik permulaan dan akhir. Untuk mencapai sebuah keberhasilan suatu proyek perangkat lunak, haruslah memiliki waktu seminimal mungkin karena waktu berbanding lurus dengan biaya. Semakin banyak waktu yang dikeluarkan, maka semakin banyak pula biaya biaya yang dikeluarkan.

3.      Kerja sama tim
Salah satu faktor keberhasilan proyek adalah faktor internal termasuk prilaku orang-orang yang terlibat pada proyek. Faktor ini dalam manajemen proyek keberadaannya sangat menentukan sebab berhubungan dengan seni bagaimana berkomunikasi dan berperilaku. Komunikasi interpersonal dan konteks prilaku dalam manajemen proyek, setidaknya dipengaruhi oleh tiga unsur, yaitu: kepemimpinan, motivasi dan komitmen. Seorang pemimpin yang baik haruslah mampu mempengaruhi tim kerja untuk berusaha mencapai tujuan kelompok secara sukarela melalui proses komunikasi yang baik dan keteladanan perilaku. Kemampuan untuk berkomunikasi sangat diperlukan untuk mencapai keberhasilan proyek. Oleh karena itu pemimpin proyek harus bertanggung jawab. Seorang pemimpin proyek harus mampu dalam soal-soal teknis dan taktis, mengetahui diri sendiri, mencari tahu, mampu memahami kesalahan dan selalu berusaha memperbaiki diri, memiliki keyakinan bahwa tugas-tugas dimengerti, diawasi dan dilayani, mengenal anggota-anggota bawahan serta memelihara kesejahteraan, memberikan teladan dan contoh yang baik, menumbuhkan rasa tanggung jawab di kalangan anggota, melatih anggota bawahan sebagai satu tim yang kompak, membuat keputusan-keputusan yang bijak, memberikan tugas dan pekerjaan kepada bawahan sesuai kemampuannya, bertanggung jawab terhadap tindakan-tindakan yang dilakukannya.
Adapun karakteristik pemimpin proyek yang kurang handal disebabkan oleh beberapa hal yaitu: kurang memiliki tanggungjawab pribadi dalam mengerjakan suatu pekerjaan atau kegiatan, apa yang dikerjakan tidak sesuai dengan program kerja, serta lemah melaksanakannya, bersikap apatis dan tidak percaya diri, ragu-ragu dalam mengambil keputusan dan tindakannya kurang terarah pada tujuan. Komitmen tim kerja sangat diperlukan untuk keberhasilan proyek. Kita sadari bahwa dalam satu proyek kadangkala tim kerja diisi oleh orang yang memiliki latar belakang yang berbeda dari segi disiplin ilmu, kemampuan, budaya, kultur kerja, ras, agama dan perbedaan lainnya. Walaupun tim kerja memiliki latar belakang yang berbeda faktor komitmen perlu dibangun. Komitmen adalah tingkat keteguhan atau kepercayaan tim kerja dalam menerima tujuan-tujuan pekerjaan dan akan tetap tinggal atau tidak akan meninggalkan pekerjaan dalam kondisi apapun. Suatu bentuk komitmen yang muncul bukan hanya bersifat loyalitas yang pasif, tetapi juga melibatkan hubungan yang aktif dengan bekerja, memiliki tujuan, dan memberikan segala usaha demi keberhasilan proyek.

4.      Tujuan (Aim)
Untuk menentukan berhasil atau tidaknya suatu proyek adalah tercapai atau tidaknyya tujuan proyek tersebut. Untuk mencapai tujuan proyek, ada beberapa hal yang harus dilakukan yaitu; buat tujuan yang spesifik, mencapai progress, menetapkan tujuan yang realistis dan dapat dicapai, buat tujuan yang realistis dan menentukan tenggat waktu.

Kesimpulan
Untuk mencapai keberhasilan suatu proyek, maka diperlukan manajemen yang baik untuk mengatur biaya, waktu, kerja sama tim, dan tujuan tersebut serta sumber daya mausia dan sumber daya lainnya secara efektif dan efisien untuk mencapai tujuan proyrk tersebut.

Senin, 26 Maret 2018

Tugas II


6.      Pengertian Sistem Analis
Sistem analis merupakan individu kunci dalam proses pengembangan sistem. Sistem. Sistem analis mempelajari masalah dan kebutuhan organisasi untuk menentukan bagaimana orang, data, proses, komunikasi dan teknologi informasi dapat meningkatkan pencapaian bisnis. Seorang sistem analis juga merupakan orang yang paling bertanggung jawab pada proses analisa dan perancangan sistem informasi.

Seorang sistem analis yang sukses harus memiliki beberapa skill:
a.      Keahlian Analisa
·         Memahami organisasi,
·         Keahlian memecahkan masalah,
·         Pemahaman sistem, untuk melihat organisasi dan sistem informasi sebagai sebuah sistem.
b.      Keahlian Teknis
·         Memahami potensi dan limitasi daru suatu teknologi
c.       Keahlian Managerial
·         Kemampuan untuk mengatur proyek, sumber daya resiko dan perubahan.

Adapun tanggung jawab dari seorang sistem analis meliputi:
a.       Pengambilan data yang efektif dari sumber bisnis,
b.      Aliran data menuju ke komputer,
c.       Pemrosesan dan penyimpanan data dengan komputer,
d.      Aliran dari informasi yang berguna kembali ke proses bisnis dan penggunanya.

Fungsi Sistem Analis:
a.       Mengidentifikasikan masalah-masalah daripemakai / user,
b.      Menyatakan secara spesifik sasaran yang harus dicapai untuk memenuhi kebutuhan user,
c.       Memilih alternatif-alternatif metode pemecahan masalah,
d.      Merencanakan dan menerapkan rancangan sistemnya sesuai dengan permintaan dari user.

7.      Analisis dan Desain Sistem
Analisis sistem sangat bergantung dengan teori sistem umum sebuah landasan konseptual. Terdapat banyak pendekatan untuk analisis sistem dan pada dasarnya semuanya mempunyai tujuan yang sama, yaitu memahami sistem yang rumit kemuadian melakukan modifikasi dengan beberapa cara.
Hasil modifikasi dapat berupa subsistem baru, komponen baruan serangkaian transformasi baru dan lain-lain.
Tujuannya adalah untuk memperbaiki berbagai fungsi di dalamsistem agar lebih efisien, untuk mengubah sasaran sistem , untuk mengganti output, untuk mencapai tujuan yang sama dengan seperangkat input yang lain atau utuk melakukanbeberapa perbaikan serupa.
Tahapan dalam Menganalisis Sistem
a.       Definisikan masalahnya
·         Bagian sistem manakah yang tidak memuaskan?
·         Apakah input telah mengalami perubahan bentuk, harga atau ketersediaannya?
·         Apakah output kurang memuaskan?
·         Apakah tujuan usaha analisis sistem?
b.      Pahami sistem tersebut dan buat definisinya
Karena sistem mempunyai hirarki (terdapat subsistem di dalam sistem yang lebih besar) dan saling berhubungan dengan lingkungannya, maka akan sulit untuk dapat merumuskan secara tepat apa saja komponen sistem yang sedang dipelajari.
Tindakan ini selanjutnya dapat diperinci lebih lanjut dengan mengajukan beberapa pertanyaan berikut untuk mendapatkan pemahaman tentang sistem.
·         Apa yang menjadi variabel-variabel (komponen sistem)?
·         Bagaimana tiap variabel tersebut saling berhubungan dan juga dengan lingkungan?
·         Apa yang menjadi batasan sistem, yaitu dimana sistem akan berakhir serta apa rumusan pengembangannya?
c.       Alternatif yang tersedia
·         Alternatif apa saja yang tersedia untuk mencapai tujuan dengan memperhatikan modifikasi sistem tersebut?
·         Pilihan apa saja yang tersedia untuk memperbaiki sistem?
·         Berapa biaya untuk memperbaiki sistem?
·         apakah hal tersebut dapat diterapkan?
d.      Pilih salah satu alternatif yang telah dirumuskan pada tahun sebelumnya
e.       Terapkan alternatif tersebut
f.        Jika memungkinkan harus mencoba mengevaluasikan dampak dari perubahan yang telah dilakukan terhadap sistem

8.      Definisi Analisis Sistem
a.       Penguraian dari suatu Sistem Informasi yang utuh ke dalam bagian-bagian komponennya dengan maksud untukmengidentifikasikan dan mengevaluasi permasalahan, kesempatan, hambatan yang terjadi dan kebutuhan yang diharapkan sehingga dapat diusulkan perbaikannya.

9.      Metodologi Pengembangan Perangkat Lunak
a.      Spiral Model
s1
Model spiral (spiral model) adalah model pengembangan software dimana proses digambarkan sebagai spiral. Setiap loop akan mewakili satu fase dari software process. Loop paling dalam berfokus pada kelayakan dari sistem, loop selanjutnya tentang definisi dari kebutuhan, loop berikutnya berkaitan dengan desain sistem dan seterusnya,
b.      Waterfall modelw1
Fase atau tahapan yang terjadi pada waterfall model adalah sebagai berikut :
1)      Tahap Investigasi, pada tahap investigasi akan terjadi proses seperti:
·         Inisialisasi: terjadi proses seperti perencanaan manajemen, kebutuhan serta potensi dari user,
·         Definisi formal:  dilakukan definisi tujuan, motivasi, ruang lingkup, batasan, kendala,   dan strategi. Selain itu, pada definisi formal juga dilakukan verifikasi permasalahan sehingga dapat dilakukan penilaian terhadap kebutuhan yang baru,
·         Uji kelayakan, yang terdiri dari:
ü  Uji kelayakan teknis, merupakan uji terhadap ketersediaan hardware dan  software.
ü  Uji kelayakan ekonomis, yaitu menilai apakah manfaat yang didapat dari pengembangan software akan sebanding dengan biaya yang dikeluarkan.
ü  Uji kelayakan operasional, uji kelayakan yang berkaitan dengan kemampuan orang yang bekerja dalam sistem untuk melakukan pekerjaan mereka dengan cara yang telah ditentukan.
ü  Uji kelayakan kelayakan organisasi, menilai kesiapan perusahaan atau organisasi untuk mengembangkan penjualan pemasaran dan sistem keuangan berbasis Web  (e-commerce system).
2)      Tahap Analisa
Dalam tahapan ini sistem yang akan dibangun diselaraskan dengan kebutuhan user atau pengguna. Pada tahap ini terjadi proses seperti:
·         Determine requirements atau penentuan kebutuhan, hal ini dilakukan dengan cara mempelajari sistem yang telah ada, serta menentukan kebutuhan struktur dan menghilangkan redundansi.
·         Requirement analysis atau analisa kebutuhan, terdiri dari analisa kebutuhan fungsional dan performa (kinerja).
·         Menghasilkan desain sistem alternatif
·         Membandingkan alternatif desain sistem yang dihasilkan dan Merekomendasikan alternatif terbaik kepada klien.
3)      Tahap Desain
Tahap menentukan bagaimana sistem mencapai tujuan yang telah didefinisikan sebelumnya. Tahap ini terdiri dari:
·         User interface design, meliputi tampilan, form, report dan dialog design,
·         Data design, merupakan proses desain elemen struktur data,
·         Process design, merupakan desain program prosedur sistem.
4)      Tahap Implementasi
Pada tahap ini terjadi beberapa hal seperti:
·         Evaluasi hardware, software, dan jasa,
·         Modifikasi dan pengembangan software,
·         Dokumentasi, yang merupakan mekanisme komunikasi utama selama proses  pengembangan.
·         Konversi data, pada proses ini terjadi perbaikan dan penyaringan data yang tidak diinginkan dan konsolidasi data.
·         Testing atau uji coba, pada proses ini dilakukan uji coba dan debugging software.
·         Training atau pelatihan sistem / software yang telah terbentuk.
·         Konversi, yakni proses pergantian dari sistem lama ke sistem baru. Proses konversi dapat dilakukan melalui 4 macam cara antara lain: Parallel strategy, Pilot strategy, Phased strategy, dan Plunge strategy.
5)      Tahap Pemeliharaan (maintenance)
Pada proses ini terjadi modifikasi software, perbaikan error atau umpan balik dari user terhadap software yang telah mereka gunakan. Keunggulan dan Kelemahan pada metode SDLC antara lain:
·         Keunggulan:
ü  Proses pengembangan sangat terstruktur dan sistematik,
ü  Melalui definisi kebutuhan, sehingga gap atau kesenjangan yang terjadi antara kebutuhan dan sistem yang dihasilkan dapat dikurangi,
ü  Menghasilkan petunjuk arah pengembangan yang jelas bagi manajemen.
·         Kelemahan:
ü  Tidak adaptif terhadap perubahan yang dapat terjadi selama proses pengembangan (kaku atau rigid),
ü  Melelahkan karena membutuhkan waktu pengembangan yang lama dan biaya yang tinggi,
ü  Proyek yang sebenarnya jarang mengikuti aliran sequential yang ditawarkan model ini. Iterasi (Pengulangan) selalu terjadi dan menimbulkan masalah pada aplikasi yang dibentuk oleh model ini.
ü   Seringkali pada awalnya customer sulit menentukan semua kebutuhan secara explisit.
ü  Klien harus sabar karena versi program yang sedang jalan tidak akan tersedia sampai proyek pengembangan selesai.
c.       Rapid Application Development (RAD)
R1
Rapid Aplication Development (RAD) adalah sebuah metode pengembangan software yang diciptakan untuk menekan waktu yang dibutuhkan untuk mendesain serta mengimplementasikan sistem, informasi sehingga dihasilkan siklus pengembangan yang sangat pendek.
Model RAD ini merupakan adaptasi dari model sekuensial linier dimana perkembangan yang cepat dicapai dengan menggunakan pendekatan kontruksi berbasis komponen. Sehingga, jika kebutuhan sistem dipahami dengan baik, proses RAD memungkinkan developer menciptakan sistem fungsional yang utuh dalam periode waktu yang sangat pendek (± 60 sampai 90 hari). 
d.      Prototyping
p1
Proses pada model prototyping yang dapat dijelaskan sebagai berikut:
1)      User Requirements
Pada tahap ini developer dan klien bertemu dan menentukan tujuan umum, kebutuhan yang diketahui dan gambaran bagian-bagian yang akan dibutuhkan berikutnya. Detil kebutuhan mungkin tidak dibicarakan pada tahap ini.
2)      Develope Prototype
Pada tahap ini dilakukan perancangan prototype sistem oleh developer, perancangan sistem dilakukan secara cepat dan rancangan diusahakan mewakili semua aspek software yang telah diketahui.
3)      Revise Prototype
Pada tahap ini dilakukan evaluasi prototype sistem oleh klien. Apabila klien merasa prototype sistem yang telah dikembangkan sesuai dengan keinginannya maka prototype tersebut dapat digunakan, akan tetapi jika  prototype tersebut tidak sesuai, maka prototype tersebut akan dilakukan revisi dan digunakan sebagai acuan dalam memperjelas kebutuhan software dan kemudian dikembangkan prototype selanjutnya. Siklus ini (develop-revise prototype) akan terus berlangsung hingga didapatkan prototype sistem yang sesuai dengan kebutuhan klien atau user.
e.       Fourth Generation Techniques (4GT)
Istilah generasi keempat, mengarah ke perangkat lunak yang umum yaitu tiap pengembang perangkat lunak menentukan beberapa karakteristik perangkat lunak pada level tinggi.